Kemuliaan Seorang Guru

Pendidikan akan berproses dengan baik jika didukung dan tersedianya komponen-komponen pendidikan. Diantara komponen pendidikan ini adalah guru. peran guru dalam pendidikan sangat penting dan tidak bisa diabaikan begitu saja. Maju mundurnya pendidikan sebuah bangsa juga sangat dipengaruhi oleh peran guru. Untuk membangun dan menguatkan militansi seorang guru, maka perlu sekali kita mengkaji kemuliaan seorang guru
Kemuliaan Seorang Guru
Baca Juga : Materi Biologi SMA : Tumbuhan Paku (Pteridophyta)
Masih kuat dalam ingatan kita, para generasi 80an dan 90an, diantara cita-cita seorang anak yang paling disukai adalah menjadi guru. Begitupun banyak orangtua yang merespons dengan menyekolahkan putra putrinya di sekolah dan perguruan tinggi yang bisa mencetak putra putrinya menjadi guru.

Berbeda sudah dengan kondisi saat ini, cita-cita dan profesi guru seakan sudah bukan menjadi pilihan. Dengan berbagai problematika seputar guru mulai dari banyaknya kewajiban guru (administasi dll) yang tidak sepadan dengan tingkat kesejahteraan dan sebagainya. 

Padahal guru, baik dalam kaca mata ilmiah maupun agama, merupakan profesi dan figur yang mulia dan dimuliakan. Bahkan dalam budaya Jawa, guru bermakna digugu lan ditiru, yang berarti guru itu dipercaya dan diikuti. Ini memberikan penjelasan bahwa seorang guru itu memiliki potensi, kemampuan dan kepribadian yang bagus yang pantas dipercaya setiap kata dan perbuatannya serta diikuti atau dicontoh dalam kehidupan sehari-hari.

Islam memberikan pemahaman dan meluruskan persepsi kita tentang kemuliaan guru. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam Al Quran surat Al Imran ayat 64.

Dalam Ayat tersebut, Allah Azza wa Jalla menisbatkan diri-NYA sebagai Guru. Allah mengajarkan kepada para nabi dari kalangan Bani Israil dengan Al Kitab, hikmah, Taurat fan Injil. Kata kerja yang digunakan adalah "yu'allim yang berarti mengajarkan" dan ismu faa'il dari kata tersebut dengan mu'allim yang berarti pengajar atau guru.

Hal ini menggambarkan kepada kita bahwa sangat penting seseorang yang menjadikan dirinya sebagai guru. Guru bermakna yang memberi kebaikan. Jadi Guru adalah bermakna kebaikan dan ini yang selelau melekat pada diri seorang guru. 

Bahwa mengajarkan, menunjukkan kebaikan ada dibalas pahala seperti orang yang melakukan kebaikan tersebut. Hal ini jika menjadi spirit seorang guru dalam menjalankan profesinya yang mulia itu, maka ia akan mendapatkan keutamaan (pahala). Meskipun usianya sudha tua, ataupun sudah tiada, maka kebaikan-kebaikan yang ia ajarkan akan terus mengirimkan pahala kepada sang guru. 

Bukankah hal ini menjadikan kita semakin membuka diri, bahwa guru merupakan profesi yang mulia dan akan memberikan imbal balik, bukan soal materi di dunia belaka namun kemuliaan kelak di akhirat. Barakallah lakum jami'an untuk para guru. Semoga guru-guru kita sejak dari yang mengajarkan kita di SD sampai kuliah mebdapatkan pahala dan dimuliaan Allah Subhanahu wa Ta'ala dunia akhirat.






Subscribe to receive free email updates: