Sudah Ditanggung Allah Ta'ala

Kehidupan adalah karunia indah dari Allah Yang Maha Kuasa. Namun tidak sedikit orang yang menjadikan kehidupan sebagai sumber masalah. Salah satu masalah yang paling memusingkan banyak orang, pribadi maupun negara, adalah masalah rezeki. Pengangguran meruyak di mana-mana. Tidak sedikit orang yang stress, bahkan bunuh diri, gara-gara himpitan ekonomi. Apakah ini sebagai sebagai hasil dari pemahaman yang keliru terkait rizki ataukan hal lain ? Mari kita bahas persoalan ini.

rizki Allah

Padahal sebenarnya kita tidak perlu mengalami kondisi buruk kejiwaan seperti itu. Apalagi bila kita mengenal Allah ta’ala dengan baik.
Ketahuilah bahwa rezeki seluruh makhluk tanpa terkecuali sudah ditanggung Allah ta’ala. Di dalam al-Qur’an telah dijelaskan,

Tidak ada satu pun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi ini; melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya”(QS. Hud : 6)

Statemen di atas adalah janji dari Allah ta’ala. Dan sebagaimana telah maklum bahwa Allah itu tidak mungkin mengingkari janji-Nya. Bila ada orang kaya nan jujur dan dermawan bersedia menjamin biaya kehidupan Anda selama satu tahun misalnya, saya yakin Anda pasti akan merasa senang sekali. Bagaikan kejatuhan durian runtuh. Anda akan menghadapi kehidupan setahun ke depan dengan penuh optimisme.

Mengapa giliran Allah yang menjamin rezeki kita, lantas ada di antara kita yang merasa pesimis dalam menghadapi hidup ini? Bukankah Allah jauh lebih kaya, jujur dan dermawan dibanding orang kaya di atas?

Penuhi syarat-Nya!

Namun tentunya perlu dibedakan antara optimis dengan nekat. Allah akan menjamin rezeki kita, bila syarat yang digariskan-Nya kita penuhi. Yakni tekun beribadah kepada-Nya.

Menarik sekali untuk kita cermati firman Allah berikut ini,

“Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku. Sungguh Allah, Dialah Pemberi rezeki yang mempunyai kekuatan yang sangat kokoh”. QS. Adz-Dzariyat (51): 56-58.

Allah menjelaskan bahwa tujuan utama diciptakannya jin dan manusia adalah agar beribadah kepada-Nya. Setelah itu Allah menegaskan bahwa Dialah Sang Pemberi rezeki.
Seakan Allah ingin menjelaskan agar kita menjalankan saja tugas utama tersebut, yakni sibukkan diri dengan beribadah. Niscaya timbal baliknya, pasti Allah akan menjamin rezeki kita.

Tapi bukan berarti kita tidak perlu bekerja mencari nafkah. Sebab menafkahi anak dan istri pun juga ibadah. Begitupun urusan dunia adalah suatu hal yang wajib kita perjuangka. Tentu dengan komitmen dan orientasi untuk menjadi sarana mendapatkan urusan akhirat kita semakin mudah. Hanya saja jangan sampai upaya kita dalam mencari rezeki justru malah melalaikan kita dari ibadah-ibadah pokok, seperti shalat dan yang semisalnya. Dan jangan pula kita melanggar aturan Allah serta menghalalkan segala cara demi mendapatkan rezeki.

Rezeki Allah pasti kita dapatkan dengan cara-cara yang halal. Andaikan kita dapatkan dengan cara yang haram pun, tentu tidak akan mendatangkan keberkahan. Maka wahai saudaraku, mari kita berusaha dengan sebaik-baiknya dengan tuntunan yang sudah digariskan oleh Allah Ta'ala dan Nabi-NYa. 

"Bekerjalah untuk urusan duniamu, seakan-akan kamu kamu akan hidup selamanya. Beribadahkanlah dengan sungguh-sungguh, seakan kamu akan mati besok"

Inilah rule yang jelas bagi kita untuk memperjuangkan rizki, urusan duniawi kita dengan semangat yang tinggi, seakan kita akan hidup selamanya. Namun, ketika beribadah (urusan akhirat) maka kita pun harus bersungguh-sungguh karena kita seakan mati besok hari. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala senantiasa melimpahkan rizki-NYA kepada kita, keluarga kita, sahabat kita dan dikokohkan iman sehingga mampu menjadi manusia yang beruntung dunia dan akhirat. Wallahu a'lam bishawab. 

Subscribe to receive free email updates: