Mesir, Saksi Jatuh Bangunnya Peradaban

Universitas Al-Azhar, Kairo

Oleh : Ust Boedi D.


Bila Allah menghendaki, berkunjunglah ke Mesir. Negeri yang dialiri sungai Nil nan elok, yang menyimpan sejarah panjang umat manusia, pada ribuan tahun silam.

Beragam julukan disematkan pada negeri ini, Negeri para Nabi (Ardhul Anbiya), Ibunya Dunia (Ummu Dunya), Negeri Seribu Menara, Negeri Kinanah (negeri yang dijaga, banyak melahirkan ilmuwan muslim untuk seluruh penjuru dunia).

Dijuluki Negeri Para Nabi, karena banyak Nabi yang pernah singgah, diutus atau lahir di negeri ini. Nabi Musa dan Harun lahir di Mesir. Nabi Yusuf dan Ya'kub akhirnya menetap di Mesir. 

Yang pernah singgah adalah Nabi Idris, Ibrahim, Isa, bahkan ibunda Nabi Ishaq, Sarah, juga pernah singgah. Nabi Sholeh makamnya ada di lembah Sinai, Nabi Khidir, Samuel, Daniel, pernah di Mesir. Konon ada puluhan Nabi (bukan Rasul) yang pernah diutus ke Mesir

Mesir disebut Ummu Dunya, Ibunya Dunia. Karena Mesir meninggalkan jejak sejarah peradaban umat manusia, dengan jatuh bangunnya kekuasaan, serta silih bergantinya para raja.

Sejarah mencatat, kehidupan kuno, awal manusia membangun peradaban, jejaknya diketahui berada di sekitar sungai Eufrat dan Tigris (Irak sekarang) dan sungai Nil di Mesir.

Mesir juga disebut sebagai Kota Seribu Menara. Kalau kita berada di ketinggian Benteng Sholahuddin misalnya, kemudian melihat panorama ke bawah, terlihatlah kota Cairo yang dipenuhi bangunan menjulang tinggi, itulah menara masjid.

Mesir dibuka oleh sahabat Nabi Amr Ibnul Ash, di zaman Khalifah Umar Ibnul Khatab. Di sana kita bisa menemukan masjid yang dibangun pertama kali di Benua Afrika, Masjid Amr Ibnul Ash, di kawasan Fushtat, yang dulunya adalah ibukota Mesir, sebelum dipindahkan ke Cairo.

Di Mesir kita bisa napak tilas sejarah Nabi Musa yang dihanyutkan di Sungai Nil, mengunjungi Museum Nasional Cairo, yang menyimpan ragam peninggalan kejayaan Dinasti Fir'aun, dan jasadnya yang diawetkan.

Atau mendaki Gunung Tursina, gunung bebatuan tempat Nabi Musa melihat api dan menerima wahyu, "The Ten Commandments", sebagaimana dikisahkan dalam Al Qur'an.

Ketika mendaki Gunung Sinai, kita akan menjumpai para peziarah umat Nashrani dan Yahudi dari berbagai belahan dunia. 

Jalan mendaki Gunung Sinai, biasanya dimulai dari lembah, disana terdapat Biara Saint Catherine, yang dibangun sekitar 530 M, oleh Kaisar Romawi, Yustinianus Pertama.

Biara ini dibangun dengan batuan granit merah, hingga sekarang masih tegak berdiri. 

Ditetapkan sebagai salah satu situs warisan dunia oleh UNESCO. Biara ini pernah mendapat perlindungan dari Nabi Muhammad, ketika utusannya datang menghadap beliau, mohon agar dilindungi. Piagam perlindungannya, sekarang tersimpan di Museum Topkapi, Istanbul Turki.

Perjalanan dari Cairo ke gunung Sinai melewati kota Ismailia, disana terdapat Terusan Suez, yang dilewati kapal tanker atau kargo, antar benua. Kita juga melewati terowongan, diatas terowongan itu kita bisa melihat kapal kargo yang melintas.

Kita juga bisa mengunjungi sisa sisa Uyun Musa, 12 mata air (sumur) yang dibuat Nabi Musa untuk 12 suku Bani Israil. Juga Laut Merah, yang pernah dibelah oleh tongkatnya Nabi Musa.

Di tengah kota Cairo kita bisa mengunjungi benteng Sholahuddin Al Ayubi, markaz untuk mengatur strategi merebut Masjidl Aqsha dalam Perang Salib. Berziarah ke makam Imam Syafi'i, manusia yang paling berjasa dalam meletakkan sendi sendi keilmuan Islam. Atau ke Universitas Al Azhar yang masyhur, yang telah berusia 1000 tahun lebih.

Yang lebih eksotis lagi apabila kita mengunjungi kota Alexandria, orang Mesir menyebut Iskandariyah. Kota ini dibangun oleh Alexander The Great, Raja Yunani Kuno. Kota ini Pernah dibakar oleh Yulius Caesar, dan kampung halamannya Ibnu A'thoilah al Iskandari penulis Al Hikam yang masyhur.

Di Alexandria kita bisa mengunjungi perpustakaan pertama terbesar di dunia yaitu : Biblioteca Alexandrina. Sebagai situs dunia, perpustakaan ini telah dipugar dengan megah oleh UNESCO, yang menyimpan puluhan ribu naskah dan manuskrip kuno. 

Di Mesir kita masih bisa menyaksikan jejak peninggalan kuno berumur ribuan tahun sebelum masehi, seperti Piramid, Spinx, Kuil Luxor, Abu Simble atau lainnya.

Mengunjungi Mesir, serasa mentafakuri jatuh bangunnya peradaban umat manusia, dakwah para Nabi, serta mengenang kebesaran peradaban dan keilmuan Islam. 

Sehingga membenarkan apa yang telah dikisahkan oleh Al Qur'anul Kariem.

Wallahu 'alam bishawab.

Subscribe to receive free email updates: