Ahli Waris Dalam Islam

 

Dalam sistem waris Islam, tak semua orang bisa mendapatkan harta waris. Demikianlah ketentuan Allah l yang Maha Adil lagi Maha Bijaksana. Dengan segala hikmah dan keilmuan-Nya yang luas, Dia memilih orang-orang yang berhak mendapatkan harta waris tersebut.

Tak hanya dari kalangan lelaki yang dipilih-Nya, dari kalangan perempuan sekalipun ada juga yang dipilih-Nya. Dari kalangan lelaki berjumlah 15 orang, sedangkan dari kalangan perempuan berjumlah 11 orang.

Dalam istilah ilmu al-faraidh, seorang lelaki yang berhak mendapatkan harta waris disebut warits (وَارِثٌ), dan jika berjumlah banyak disebut waritsuun (وَارِثُون) atau waratsah (وَرَثَةٌ).
 
Sedangkan seorang perempuan yang berhak mendapatkan harta waris disebut waritsah (وَارِثَةٌ), dan jika berjumlah banyak disebut waritsaat (وَارِثَاتٌ). 

Semua itu dalam bahasa Indonesia biasa disebut dengan ahli waris atau pewaris.
Orang-orang yang berhak mendapatkan harta waris dari kalangan laki-laki adalah:

1. Anak lelaki
2. Cucu lelaki dari anak lelaki, dan seterusnya dari keturunannya yang lelaki
3. Bapak
4. Kakek (dari pihak bapak) dan ke atasnya dari jalur lelaki
5. Suami
6. Saudara lelaki sekandung
7. Saudara lelaki sebapak
8. Saudara lelaki seibu
9. Anak lelaki dari saudara lelaki sekandung (keponakan), dan seterusnya dari keturunannya yang lelaki
10. Anak lelaki dari saudara lelaki sebapak (keponakan), dan seterusnya dari keturunannya yang lelaki
11. Paman (saudara bapak sekandung)
12. Paman (saudara bapak sebapak)
13. Anak lelaki dari paman/saudara bapak sekandung (sepupu), dan seterusnya dari keturunannya yang lelaki
14. Anak lelaki dari paman/saudara bapak sebapak (sepupu), dan seterusnya dari keturunannya yang lelaki
15. Seorang lelaki yang membebaskan budak (mu’tiq), dan ashabah-nya dari jenis ‘ashabah bin-nafsi.

Jika diandaikan semuanya terkumpul dalam satu masalah waris, maka yang berhak mendapatkan harta waris dari mereka adalah anak lelaki, bapak, dan suami. 
(Lihat At-Tahqiqat Al-Mardhiyyah Fil Mabahits Al-Faradhiyyah, hal. 65-67 dan Al-Khulashah Fi Ilmil Faraidh hal. 62-63)

Sedangkan orang-orang yang berhak mendapatkan harta waris dari kalangan perempuan adalah:

1. Ibu
2. Anak perempuan
3. Cucu perempuan dari anak lelaki, dan seterusnya dari keturunan perempuan yang melalui jalur lelaki
4. Nenek dari pihak ibu, dan ke atasnya dari jenis perempuan
5. Nenek dari pihak bapak
6. Ibunya kakek dari pihak bapak (buyut perempuan)
7. Saudara perempuan sekandung
8. Saudara perempuan sebapak
9. Saudara perempuan seibu
10. Istri, walaupun lebih dari satu
11. Seorang perempuan yang membebaskan budak (mu’tiqah).

Jika diandaikan semuanya terkumpul dalam satu masalah waris, maka yang berhak mendapatkan harta waris dari mereka adalah ibu, anak perempuan, cucu perempuan dari anak lelaki, istri, dan saudara perempuan sekandung. 

Adapun jika diandaikan semua ahli waris tersebut baik dari kalangan lelaki maupun perempuan terkumpul dalam satu masalah waris, maka yang berhak mendapatkan harta waris adalah bapak, anak lelaki, suami atau istri, ibu, dan anak perempuan. 

(Lihat At-Tahqiqat Al-Mardhiyyah Fil Mabahits Al-Faradhiyyah, hal. 68 dan Al-Khulashah Fi Ilmil Faraidh, hal. 62-63)

Subscribe to receive free email updates: