Ayah adalah Guru Pertamaku

Islam telah mengajarkan ummatnya untuk sepenuh hati menjalankan tuntunan agama mulia ini. Karena Islam adalah agama yang kamil atau dengan istilah lain syamil mutakamil, bahwa seluruh aspek kehidupan diatur dalam agama ini. Pun juga terkait dengan urusan keluarga juga telah dituntunkan dalam Islam. Sudah banyak literatur yang memberikan penjelasan terkait dengan hal ini. Mulai dari ayat-ayat Al Quran yang berkenaan dengan keluarga, sampai shiroh atau sejaran nabi dan sahabat nabi saw yang merealisasikan dengan contoh perilaku yang sampai beritanya kepada kita. Lantas, siapa yang menjadi figur pokok dalam pendidikan keluarga ; Ayah, ibu atau siapa ?

Ayah adalah Guru Pertamaku
Ayah, inilah sosok, figur yang sampai saat ini, bagi penulis, masih menjadi figur sentral dalam keluarga. Seperti apapun kondisi fisik beliau. Seperti apapun predikat yang beliau sandang, beliau adalah figur yang sangat fenomenal. 

Tentu bukan karena tampag beliau yang kebanyakan berwajah sangar, berkumis, suaranya pun besar, tubuh besar gagah. Tentu bukan karena faktor-faktor tersebut yang menjadikan diri ini terpikat, salut dan menganggap beliau sebagai guru saya yang pertama. Tentu bukan lah.

Seorang ayah adalah figur yang sangar berjasa dalam mencetak karakter seorang anak dalam keluarga. Entah beliau humaris, religius, pemalas, rajin dan sebagainya, pokoknya seorang ayah sangat berpeluang menjadikan anaknya sepertia dia sendiri.

Sering teringat dengan senandung merdu karya ebiet g ade tentang ayah.

Di matamu masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat di keningmu
Kau nampak tua dan lelah, keringat mengucur desar
namun kau tetap tabah
Meski nafasmu  kadang tersengal
Memikul beban makin sarat
Kau tetap bertahan

Engkau telah mengerti hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar, legam terbakar matahari, 
kini kurus dan terbungkuk
Namun semangat tak pernah pudar
meski langkahmu kadang gemetar
Kau tetap setia

Ayah,
dalam hening sepi kurindu
untuk menunai padi milik kita
tapi kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban
dan seterusnya

Baca artikel sebelumnya "Catatan Santri : Senandung Al Quran"

Seperti halnya Ebiet G Ade yang ingin menyampaikan pesan dari lirik - lirik lagi diatas, memang ayah juga sering menjadi simbol perjuangan, perngorbanan dalam menegakkan keluarga tetap berada dalam ketenangan, keteduhan dan ketaatan kepada Rabbnya. Begitupun saya, menjadikan ayah sebagai sosok yang memang luar biasa dalam perjalanan hidupnya. Dedikasi beliau untuk keluarga agar seluruh keluarganya, terutama putra putrinya menjadi keturunan yang shalih dan shalihah dan bahagia dunia akhirat.

Seorang ayah, lazim bagi dirinya menjadi orang pertama yang memberi keteladanan bagi anggota keluarga yang lain. Setelah kita dilahirkan oleh bunda kita masing-masing, ayah adalah orang yang pertama yang akan menyapa kita. "Adzan" adalah bukti cinta seorang ayah yang diperdengarkannya di telinga sang debay. Berikut dengan hal-hal lain yang menjadikan sosok ayah adalah figur, ayah juga menjadi barometer bagi keberhasilan keluarga.

Memang kita tidak menafikkan peran dan jasa seorang bunda, karena memang keberhasilan pendidikan keluarga tidak hanya ditentukan oleh seorang ayah. Peran dan jasa seorang bunda juga tak kalah pentingnya. Namun jika seorang ayah abai, tentu langkah seorang anak dalam kehidupan mudah goyah dan tersesat oleh pernak pernik silaunya kehidupan duniawi.

Anggota keluarga, (anak) akan dengan mudah terlatih melakukan kewajiban seorang mukallaf (jika sudah baligh dan mumayiz) jika memang sudah sejak dini diajarkan, dididik dan diberikan teladan oleh ayahnya. Namun jika ayahnya yang sudah malas memberikan pendidikan dini, bahkan sulit memberi teladan baik, maka hasil yang akan ia peroleh adalah seorang anak akan sulit melakukan kewajibannya sebahgai seorang mukallaf.

Maka saudaraku semua, marilah kita sebagai seorang anak, tetap memuliakan orang tua kita, kalaupun beliau sudah tiada, maka rajinlah untuk menengadahkan tangan BERDOA kepada Allah Ta'ala untuk maghfirah dan kemuliaannya di alam kuburnya. Dan jika kita sudah menjadi seorang ayah, maka manfaatkan dengan baik, maksimalkan peran ayah dalam diri kita untuk menanam kemuliaan kepada keluarga, khususnya anak-cucu kita, sehingga kita mampu memperoleh panen raya yang tiada henti esok di akhirat, disyurga-NYA kelak, aamiin.

Subscribe to receive free email updates: