Doa adalah Intisari Ibadah

[papakuguru.com]- Manusia adalah makhluk yang lemah. Penuh dengan keterbatasan. Karenanya sebagai manusia yang beriman kita semakin paham akan keterbatasan kita. Selanjutnya kita tidak bersikap sombong pada kemapuan diri kita namun akan bersandar dan bergantung kepada Yang Maha Kuat, Allah Azza wa Jalla. Doa adalah intisari ibadah. Dengan doa, menjadikan kita semakin dekat dengan Rabb dan kepadaNYa kita bersandar dan bergantung atas segala sesuatu.

Doa adalah Intisari Ibadah

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

الدعاءهو العبادة

"Doa adalah sesuatu yang sangat mendasar dalam ibadah" (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dishahihkan Syeikh Albani)
الدعاء مخ العبادة 

"Doa adalah intisari ibadah" (Hadist Dhoif. Didhaifkan Syeikh Albani)

Dari hadits yang shahihkan Syeikh Albani diatas, yang menunjukkan bahwa doa merupakan ibadah, dapat ditinjau dari susunan kalimat dalam hadits tersebut. 

Dhomir fashl terletak diantara mubtada' dan khabar. Keduanya sama-sama ma'rifah (jelas/definitif). 

Mubtada : الدعاء
Dhamir fashl : هو
Khabar : العبادة 

Syiekh Al-Utsaimin rahimahullah menyebutkan dalam kitabnya Ushulun Fit Tafsir, bahwa dhamir fashl mempunyai tiga manfaat, sebagai penegasan, pembatasan dan pembeda.

Oleh karena itu, hadits yang agung ini mengandung :

Penegasan
Yaitu menguatkan makna bahwa doa adalah sesuatu yang sangat mendasar dan termasuk perkara yang terbesar dalam ibadah.

Pembatasan
Yaitu mengkhususkan sesuatu yang disebutkan sebelum dhamir fashl dengan sesuatu yang disebutkan sesudah dhamir fashl.

Dengan demikian dalam hadits diatas mengandung pembatasan bahwa hanya doa yang menjadi kandungan dari sebuah ibadah. Hal ini menjelaskan bahwa betapa besarnya kedudukan doa sebagai ibadah. Bahkan dalam setiap ibadah itu ada unsur doa (permohonan dan perendahan diri).

Syeikh Albani rahimahullah menjelaskan bahwa hadits tersebut seperti sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
الحج عرغة

"Ibadah haji adalah wuquf di Arafah" (HR. At-Tirmidzi, dishahihkan syiekh Albani)

Makna dari dua hadir tersebut adalah seakan-akan seluruh ibadah itu adalah doa dan seakan-akan selurub ibada haji adalah wuquf di Arafah.

Ibnul 'Arabi Al-Maliki rahimahullah menjelaskab bahwa secara umum dikatakan bahwa doa termasuk bagian (terbesar) dari ibadah. Sebagaimana ungkapan majas harta itu onta dan manusia itu adalah ulama. Hal ini bisa dibenarkan dari dua sisi, yakni :

  1. Setiap ibadah itu mengandung permohonan (doa), karena dalam setiap ketaatan terdapat permohonan / mengharap pahala.
  2. Mayoritas yang terjadi, di dalam ibadah itu pasti mengandung perendahan diri diiringi dengan permohonan (Taisiril Wushul, Syaikh Nu'man bin Abdul Karim)


Maka meskipun hadits yang disebutkan dalam matam adalah 
الدعاء مخ العبادة 

"Doa itu adalah sari ibadah
adalah hadits yang dhaif (lemah). Namun sebagai penggantinya, para pensyarah matan Tsalatsatul Ushul sudah menyebutkan sebuah hadits yang shahih,
الدعاء هو العبادة

"Doa adalah sesuatu yang sangat mendasar dalam ibadah" dan hadits yang shahih ini menunjukkan bahwa doa itu adalah ibadah.

Semoga tulisan ini bermanfaat dan kita semakin bersemangat dalam menuntut ilmu untuk menguatkan iman dan keislaman kita.


Subscribe to receive free email updates: