Maasya Allah, Inilah Kisah Pengorbanan dalam Menuntut Ilmu

[papakuguru.com]- Bersusah payah dan berletih-letih dalam menuntut ilmu adakah sebuah keniscayaan. Hal ini sebanding dengan kemuliaan yang akan didapatkan bagi pencari ilmu dengan kemuliaan dunia dan akhirat. Maka kemulian tidak akan diraih tanpa adanya pengorbanan. Laa izzata illa bitadhhiyah. Inilah kisah mengharukan dalam menuntut ilmu. Perjuangan tokoh dalam kisah ini semoga menjadi inspirasi bagi kita untuk senantiasa teguh dan azzam yang kuat kuat untuk terus meniti jalan para pecinta ilmu. 


Maasya Allah, Inilah Kisah Pengorbanan dalam Menuntut Ilmu

Para ulama sering menyebutkan tentang dinamika dalam menuntut ilmu. Perjuangan, pengorbanan, suka dan duka dalam menuntut ilmu adalah sunatullah. Diantaranya Yahya bin Abi Katsir rahimahullah, beliau berkata,

ِوَلاَ يَسْتطاع الْعِلْمَ بِرَاحَةِ  اْلجَسَد

"Ilmu tidak akan diperoleh dengan tubuh yang santai (tidak bersungguh-sungguh)" (Jamii'u Bayaanil 'Ilmi wa Fadhlihi)

Begitupun Imam Asy-Syafi'i rahimahullah berkata,

لايطلب هذا العلم من يطلبه بالتملل و غنى النفس فيفلح , ولكن من طلبه بذلة النفس, و ضيق العيش, وخدمة العلم, أفلح

"Tidak mungkin menuntut ilmu orang yang pembosan, merasa puas, jiwanya kemudian ia menjadi beruntung, akan tetapi ia harus menuntut ilmu dengan menahan diri, merasakan kesempitan hidup dan berkhidmat untuk ilmu, maka ia akan beruntung" (Tadribu Arrawi)

Abu 'amr bin Ash-Shalah menceritakan biografi Imam Muslim rahimahullah, beliau berkata, 

وكان لموته سبب غريب نشأ عن غمرة فكرية علمية

"Tentang sebab wafatnya (Imam Muslim) adalah suatu yang aneh, timbul karena kepedihan/kesusahan hidup dalam ilmu" (Shiyanah Shahih Muslim)

Imam Asy-syafi'i rahimahullah berkata,

"Tidak akan beruntung orang yang menuntut ilmu, kecuali orang yang menuntutnya dalam keadaan serba kekurangan aku dahulu mencari sehelai kertaspun sangat sulit. Tidak mungkin seseorang menuntut ilmu dengan keadaan serba ada dan harga yang tinggi kemudian ia beruntung" (Tahdzib Al-Asma' wa Al-lughat)

Menahan Beban Beratnya Buku

Adalah Yahya abi Zakaria berkata, " Pamanku Ubaidillah bercerita kepadaku, "aku kembali dari Kurasan dan bersamaku ada 20 beban berat yang berisikan buku-buku. Aku singgah di sebuah sumur, yaitu sumur Majannah, aku lakukan karena mencotoh ayahku" (Syiar A'lam An-nubala)

Menahan Lapar

Abdurrahman bin Abu Zur'ah berkata, saya mendengar ayahku berkata,

"Aku menetap di Bashrah pada tahun 214 Hijriyah. Sebenarnya aku ingin menetap di sana selama setahun. Namun perbekalanku telah habis dan terpaksa aku menjual bajuku helai demihelai, sampai akhirnya aku tidak punya apa-apa. Tapi aku terus pergi bersama teman-temanku kepada para syaikh dan aku belajar kepada mereka hingga sore.Ketika teman-temanku telah pulang, aku pulang ke rumahku dengan tangan hampa dan cuma minum air untuk mengurangi rasa laparku. Keesokan harinya teman-temanku datang dan aku pergi belajar  bersama mereka untuk mendengar hadits dengan menahan lapar yang sangat. Keesokan harinya lagi mereka datang lagi dan mengajakku pergi. Aku berkata, "aku sangat lemah dan tidak bisa pergi". Mereka berkata, " apa yang membuatmu lemah?". aku berkata, "tidak mungkin aku sembunyikan dari kalian, aku belum makan apa-apa sejak dua hari yang lalu" ".

Ibrahim bin Ya'qub berkata, "Imam Ahmad bin Hambal shalat bersama Abdurrazaq. Suatu hari ia lupa dalam shalatnya. Maka Abdurrazaq bertanya mengapa ia bisa lupa. Dia (Ahmad bin Hambal) memberitahu bahwa ia belum makan apa-apa sejak tiga hari yang lalu". (Thabaqat Al-Hanabilah)

Sufyan bin 'Uyainah berkata, "Sufyan Ats-Tsauri pernah merasa sangat lapar. Sudah tiga hari Ia tidak makan apapun. Ketika melewati sebuah rumah yang ada pesta di dalamnya, dia terdorong ingin datang ke sana namun Allah menjaganya (karena haram hukumnya datang jika tidak diundang -pent). Akhirnya ia menuju ke rumah putrinya. Putrinya menyuguhkan roti yang bulat pipih, kemudian ia memakannya dan meminum air hingga bersendawa."

Semoga kisah-kisah pengorbanan dalam menuntut ilmu dari para ulama terdahulu menjadi inspirasi bagi kita untuk semakin bersemangat dalam tafaqquh fiddin. Allah akan mengangkat derajat orang-orang beriman diantara kita dan berilmu dengan beberapa derajat. 

Subscribe to receive free email updates: