Imam Asy-Syafi'i, Kisah Teladan Mencari Ilmu

[papakuguru.com]- Imam Asy-Syafi'i adalah seorang ulama besar dan salah satu dari empat imam mazhab, yang ilmunya telah tersebar ke penjuru dunia. Imam Asy-Syafi'i dengan nama asli Abu Abdullah Muhammad bi Idris Asy-Syafi'i al-Muththalibi al-Qurasyi. Beliau adalah ulama kelahiran 150 H di Gaza Palestina dan wafat 204 di Mesir. Beliau adalah mujtahid yang karyanya dijadikan rujukan dalam fiqih Islam sebagai mazhab Syafi'i.
Imam Asy-Syafi'i, Kisah Teladan Mencari Ilmu

Nasab

Imam Syafi'i adalah anak Idris. Ayahnya tinggal di tanah Hijaz, ia merupakan keturunan dari al-Muththalib. Nasab Dia adalah Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Ustman bin Syafi'i bin As-Sa'ib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Muthalib bin Abdulmanaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin An-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan. Nasabnya bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam di Abdul-manaf.

Dari nasab tersebut, Al-Muthalib bin Abdi Manaf, kakek Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i, adalah saudara kandung Hasyim bin Abdi Manaf kakek Nabi Muhammad shallallahu'alaihi wasallam. Kemudian saudara kandung Abdul Muthalib bin Hasyim, kakek Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bernama Syifa', dinikahi oleh Ubaid bin Abdi Yazid, sehingga melahirkan anak bernama As-Sa'ib, ayahnya syafi'. Kepada Syafi' bin As-Sa'ib radhiyallahu 'anhuma inilah bayi yatimtersebut dinisbatkan nasabnya sehingga dikenal dengan nama Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i Al-Muththalib. Dengan demikian nasab yatim ini sangat dekat dengan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Masa Belajar

Setelah ayah Syafi'i meninggal dan dua tahun kelahirannya, sang ibunda membawa Imam Syafi'i ke Makkah, tanah air nenek moyangnya. Ia tumbuh besar di Makkah. Sejak kecil ia cepat menghafal syair, pandai bahasa Arab dan sastra sampai-sampai Al-Ashma'i berkata, "Saya mentashih syair-syair bani Hudzail dari seorang pemuda dari Quraisy yang disebut Muhammad bin Idris". 

Belajar di Makkah 

Di Makkah, Imam Asy-Syafi'i berguru fiqih kepada mufti di sana, Muslim bin Khalid Az-Zanji sehingga ia mengizinkan Asy-syafi'i memberi fatwa ketika masih berusia 15 tahun. Kemudia ia belajar dari Dawud bin Abdurrahman Al-Atthar, juga belajar dari pamannya yang bernama Muhammad bin Ali bin Syafi'i dan juga menimba ilmu dari Sufyan bin Uyainah.

Guru yang lain dalam fiqih ialah Abdurrahman bin Abi Bakr Al-Mulaiki, Sa'id bin Salim, Fudhail bin Al-Iyyadh dan masih banyak lagi. Syafi'i semakin menonjol dal bidang fiqih hanya dalam beberapa tahun saja duduk di halaqah ilmu bersama para ulama fiqih.

Belajar di Madinah

Imam Syafi'i dikirim ibundanya untuk pergi belajar ke Madinah untuk berguru kepada ulama besar saat itu, Imam Malik. Dua tahun kemudian, ia juga pergi ke Iraq untuk berguru kepada murid-murid Imam Hanafi disana. 

Ia belajar kitab Al-Muwattha' karya Imam Malik dab menghafalnya dalam 9 malam saja. Ketika di majelis Imam Maliki, Imam Syafi'i  menghafal dan memahami dengan cemerlang kita Al Muwattha'. Kecerdasannya membuat Imam Maliki mengaguminya. Sementara Imam Syafi'i sendiri sangat terkesan dan mengagumi gurunya, Imam Maliki d Madinah dan Sufyan bin Uyainah di Makkah.

Bahkan Imam Syafi'i menyatakan kekagumannya kepada Imam Syafi'i dalam pernyataannya, "Seandaimya tidak ada Malik bin Anas dan Sufyan bin Uyainah, niscaya akan hilanglah ilmu dari Hijaz".

Di Yaman

Imam Syafi'i kemudian pergi ke Yaman dan beliau belajar  ke beberapa ulama disana, Mutharrif bin Mazin, Hisyam bin Yusuf Al Qadhi dan masih banyak yang lain. Selain itu beliau juga belajar ke Baghdad (Iraq) dan Mesir. Ketika di Baghdad inilah Syafi'i menuliskan mazhab lamanya (qaul al-qadim) dan ketika di Mesir beliau menuliskan mazhab barunya (qaul al-jadid).

Karya 

Diantara karya-karya besar imam Asy-Syafi'i adalah Arrisalah, kitab pertama beliau tentang ushlul fiqh dan kitab Al Umm yang berisi mazhab fiqihnya yang baru. Imam Asy-Syafi'i adalah seorang mujtahid mutlak, imam fiqih, hadits dan ushul. 

Imam Ahmad berkata tentang Imam Syafi'i, "Dia adalah orang yang paling faqih dalam Al Quran dan Assunah". 

Syair

Diantara Karya-karya beliau adalah syair. Syair-syair beliau banyak kita jumpai dalam bahasan tentang menuntut ilmu dan lain-lain. Diantara syair beliau adalah, 

أخى لن تنال العلم الا بستة سأنبيك عن تفصيلها ببيان ذكاء وحرص واجتهاد و درهم و صحبة الاستاذ و طول الزمان

"Saudaraku, kamu tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dwngan enam perkara. Yang hal ini akan aku sampaikan penjelasannya : Kecerdasan, Semangat, Bersungguh-sungguh, Kecukupan (harta), Berkawan dengan Ustadz, dan Membutuhkan waktu yang lama".

Sesungguhnya diantara tanda Allah Ta'ala menghendaki kebaikan bagi hambaNYA adalah Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikannya cinta ilmu. Mencintai majelis ilmu, mencintai perkara menuntut ilmu. Semoga kisah Imam Asy-Syafi'i ini bermanfaat dan kita bisa mengikuti jejak beliau. 

Subscribe to receive free email updates: