Kisah Menakjubkan Dalam Semangat Menuntut Ilmu

[papakuguru.com]- Kewajiban mencari ilmu adalah aktifitas mulia dan akan mendapatķan berbagai keutamaan. Berikut adalah kisah-kisah menakjubkan ulama  dalam kesungguhannya dalam menuntut ilmu. Semoga kisah-kisah ini menjadi inspirasi bagi anda dalam aktifitas ilmiyah.
Kisah Menakjubkan Dalam Semangat Menuntut Ilmu

Sesungguhnya menuntut ilmu itu adalah ibadah. Terlebih jika menuntut ilmu-ilmu yang bermanfaat tidak hanya ketika di dunia tetapi di akhirat, niscaya akan menjadi ibadah. Imam Asy-Syafi'i mengatakan,


طَلَبُ الْعِلْمِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ النَّافِلَةِ

"Menuntut ilmu lebih utama dibandingkan dengan sholat sunah" (Faidhul Qadir)

Kisah-kisah nyata yang sudah dilakukan para ulama dan orang-orang shalih terdahulu berikut disarikan dari kitab Al Musyawwaq ilal Qiro-ah wa Tholabil 'Ilm karya Ali bin Muhammad Al-Imran.

Kesabaran dan Kesungguhan Menuntut Ilmu

Ibnu Thahir Al-Maqdisy berkata, "Aku dua kali kencing darah dalam menuntut ilmu hadits, sekali di Baghdad dan sekali di Makkah. Aku jalan bertelanjang kaki di panas terik matahari dan tidak berkendaraan dalam menuntut ilmu hadits sambil memanggul kitab-kitab di punggungku"

Berusaha Mendapatkan Faidah Ilmu meski di Kamar Mandi

Majduddin Ibn Taimiyyah (kakek Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah) jika akan masuk kamar mandi berkata kepada orang yang ada di sekitarnya : "Bacalah kitab ini dengan suara keras agar akau bisa mendengarnya di kamar mandi"

Belajar Setiap Hari


Imam An-Nawawi rahimahullah setiap hari membaca 12 jenis ilmu yang berbeda (Fiqih, Hadits, Tafsir dsb)

Membaca Kitab sebagai Pengusir Kantuk

Ibnul Jahm membaca kitab jika beliau mengantuk pada saat yang bukan semestinya. Sehingga beliau bisa segar kembali.

40 Tahun tidak Tidur kecuali Kitab Berada di atas Dadanya

Al Hasan Al Lu'lu-i selama 40 tahun, beliau tidaklah tidur kecuali dalam keadaan kitab berada di atas dadanya.

Tidaklah Berjalan kecuali Bersamannya ada Kitab

Al Hafizh Al Khothib tidaklah berjalan kecuali bersamanya kitab yang dibaca, demikian juga Abi Nu'aim Al-Asbahaany (penulis kita Hilyatul Awliyaa)

Menjual Kitab untuk Membeli Kitab

Al Hafizh Abul 'Alaa Al Hamadzaaniy menjual rumahnya untuk membeli kitab. Rumah yang dijual seharga 20.000 jilid kitab.

Kemampuan Membaca yang Luar Biasa

Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah sepanjang hidupnya telah membaca lebih dari 20.000 jilid kitab.

Al Khotib al-Baghdady membaca Shahih al-Bukhari dalam 3 Majelis (3 malam) setiap malam mulai ba'da Maghrib hingga subuh (jeda sholat)

catatan : Shahih al-Bukhari terdiri dari 7008 hadits, sehingga rata-rata dalam satu kali mejelis (satu malam) beliau membaca 2336 hadits

Abdullah bin Sa'id bin Lubbaj al-Umawy dibacakan kepada beliau Shahih Muslim selama seminggu dalam sehari 2 kali pertemuan (pagi dan sore) di masjid Qurtubah Andalus setelah beliau pulang dari Makkah.

catatan : Shahih Muslim terdiri dari 5362 hadits

Al Hafizh Zainuddin al-Iraqy membaca Musnad Imam Ahmad dalam 30 mejelis (pertemuan)

catatan : Musnad Imam Ahmad terdiri dari 26.363 hadits sehingga rata-rata dalam sekali mejelis membacakan lebih dari 878 hadits.

Al-'Izz bin Abdissalaam membaca kitab Nihaayatul Mathlab 40 jilid dalam tiga hari (Rabu, Kamis dan Jum'at) di masjid.

Al-Mu'taman as-Saaji membaca kitab al-Fashil 465 halaman (kitab pertama tentang Mustholah Hadits) dalam 1 majelis.

Salah seorang penuntu ilmu membacakan di hadapan Syeikh Bin Baz Sunan Annasa'i selama 27 majelis.

catatan : Sunan Annasa'i as-sugra terdiri dari 5662 hadits, sehingga rata-rata lebih 209 hadits dalam satu mejelis.

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Banny rata-rata menghabiskan waktu selama 12 jam sehari untuk membaca buku-buku hadits di perpustakaan.

Mengulang-ulang Membaca Suatu Kitab hingga Berkali-kali

Al-Muzani berkata, "Aku telah membaca kitab Ar-Risalah (karya Asy-Syafi'i) sejak 50 tahun yang lalu dan setiapkali aku baca, aku menemukan faidah yang tidak ditemukan sebelumnya"

Ghalib bin Adbirraman bin Ghalib al-Muhaariby telah membaca shahih al-Bukhari sebanyak 700 kali.

Kesungguhan Menulis

Ismail bin Zaid dalam semalam menulis 90 kerta dengan tulisan yang rapi.

Ahmad bin Abdid Da-im al-Maqdisiy telah menulis/menyalin lebih dari 2000 jilid kitab. Jika senggang, dalam sehari bisa menyelesaikan salinan 9 buku. Jika sibuk dalam sehari menyalin 2 buku.

Ibnu Tahir berkata, "Saya menyalin Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim dan Sunan Abi Dawud 7 kali dengan upah dan Sunan Ibn Majah 10 kali"

Ibnu Al-Jauzy dalam setahun rata-rata menyalin 50-60 jilid buku

Muhammad bin Mukarrom yang lebih dikenal dengan Ibnu Mandzur - penulis Lisaanul Arab - ketika meninggal mewariskan 500 jilid buku tulisan tangan.

Abu Abdillahnal-Husain bin Ahmad al-Baihaqy adalah seorang yang cacat sehingga tidak memilihi jari tangan. Namun ia berusaha untuk menulis dengan meletakkan kertas di tanah dan menahannya dengan kakinya. Kemudia menulis dengan bantuan 2 telapak tanganya. Ia bisa menghasilkan tulisan yang jelas dan bisa dibaca. Kadangkala dalam sehari ia bisa menyelesaikan tulisan sebanyak 50-an kerta.

Sangat Bersemangat dalam Mencatat

Imam An-Nawawi rahimahullah berkata, "Janganlah sekali-kali seseorang meremehkan suatu faidah (ilmu) yang ia lihat atau dengan. Segeralah ia menulis dan sering-sering mengulang kembali"

Imam Al-Bukhari dalam semalam seringkali terbangun, menyalakan lampu, menulis apa yang teringat dalam benaknya, kemudian beranjak akan tidur, terbangun lagi dan seterusnya hingga 18 kali.

Abdul Qosim bin Ward at-Tamiimy jika diberikan kepada beliau seuatu kitab, beliau akan membaca dari atas hingga bawah. Jika menemukan faidah (ilmu) baru beliau tulis dalam kertas tersendiri hingga terkumpul suatu pokok bahasan tertentu.

Bersama Ilmu hingga Menjelang Ajal

Abu Zur'ah ar-Raziy ketika menjelang ajal dijenguk oleh sahabat-sahabatnya ahluk hadits. Mereka mengisyaratkan  hadits tentang talqin Laa Ilaha Illallah. Hingga Abu Zur'ah berkata, 

"Abdul Humaid bin Ja'far meriwayatkan dari Shalih bin Abi Uraib dari Katsir bin Murroh dari Muadz dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, Barangsiapa yang akhir ucapannya adalah Laa Ilaha Illallah maka ia masuk surga"

Kemudian Abi Zur'ah meninggal dunia.

Ibn Abi Hatim berkata, " Aku masuk ruangan ayahku (Abu Hatim Arraziy) ketika beliau menjelang ajal dalam keadaan aku tidak mengetahuinya, aku bertanya kepadanya tentang Uqbah bin Abdil Ghofir, "apakah ia adalah Sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ?" Ayahku menggeleng. Aku bertanya, "Apakah ia Sahabat Nabi ?" Ayahku berkata, "Bukan. Ia adalah tabi'in". Tidak beberapa lama kemudian Abu Hatim meninggal dunia.

Semoga kisah-kisah menakjubkan dalam menuntut ilmu ini bermanfaat dan para tokoh teladan diatas senantiasa diberikan kemuliaan di kuburnya serta kita bisa mencontoh kisah mereka dalam semangat menuntut ilmu. Wallahu a'lam bishawab.


Subscribe to receive free email updates: